Sesuai dengan Permenhub No. 29 tahun 2015 tentang angkutan umum, Organda DKI Jakarta akan merevitalisasi angkutan umum yang ada di wilayahnya. Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) itu akan mulai diterapkan pada Februari 2018. Avanza dan Wuling Jadi Angkot untuk mendukung revitalisasi angkutan umum.
Apakah Wuling Dan Avanza Dipilih Untuk Menjadi Angkot Pada Tahun 2018?
Saat Ketua Organda menemui Gubernur Anies Baswedan untuk membicarakan soft launching OK OTrip. Ketua Organda menunjukkan 2 buah foto contoh armada angkot yang akan digunakan. Eh, ternyata menggunakan Avanza dan Wuling.
Kemungkinannya akan menggunakan Avanza Transmover dan Wuling Confero S (mobil LMPV penggerak roda belakang yang paling murah). Namun pihak Organda mengelak jika hanya menggunakan 2 mobil tersebut. Mereka bilang ini hanya contoh. Para pengusaha atau pengelola angkot boleh kok pakai yang lain.
Para pengusaha atau pengelola angkot boleh kok pakai yang lain
Mengutip informasi dan gambar dari halaman otomotif Kompas, pihak Organda memiliki rencana untuk menjadikan mobil – mobil di segmen LMPV menjadi armada baru untuk angkot. Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan salah satu langkah revitalisasi Angkot di tahun depan untuk memenuhi standar pelayanan minimal yang pernah kita bahas sebelumnya.
Langkah ini diambil sebagai penerapan SPM
Langkah ini diambil sebagai penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang tertuang dalam Permenhub 29 Tahun 2015 dan diterapkan mulai Februari 2018.
"Revitalisasi angkot kita sudah tidak pakai modifikasi karoseri, tapi langsung pabrikan. Artinya kita gunakan unit yang diproduksi oleh pihak Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Nah, untuk mereknya apa saja itu kita bebaskan ke tiap pihak pengelola atau pengusaha angkot," kata Shafruhan kepada KompasOtomotif, Jumat (16/12/2017).
>>> Mungkin Anda tertarik, Wuling Cortez, Lawan Toyota Kijang Innova, Siap Hadir Di Indonesia
Angkot zaman sekarang nanti akan dipastikan sangat nyaman buat penumpang. Sudah tidak lagi mengejar kuantitas namun lebih mengedepankan kualitas layanan pada penumpang. Karena nantinya sopir angkot tidak lagi menggunakan sistem setoran namun sudah punya gaji tetap. Perubahan ini juga untuk mendorong agar masyarakat mau beralih menggunakan angkutan umum dibanding naik motor atau mobil pribadi.