Pemerintah Vietnam baru-baru ini menerapkan sebuah Aturan baru mengenai impor mobil rakitan lengkap (CBUs) yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara. Aturan ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018. Ini terkait dengan kebijakan tentang uji tipe dan uji emisi yang tercantum dalam regulasi Nomor 116 tentang Overseas Vehicle Type Approval(VTA).
Apakah Toyota Menderita Dampak Dari Kebijakan Baru Vietnam Mengenai Impor Mobil?
Salah satu produsen yang menderita dampak dari aturan ini adalah Toyota, yaitu PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia ( TMMIN).
Salah satu terdampak adalah Toyota
Seperti dilansir Asian Nikkei, Jumat, 26 Januari 2018, Toyota telah mengatakan bahwa pihaknya telah menghentikan semua produksi untuk diekspor ke Vietnam.
Vietnam sendiri adalah salah satu negara sasaran ekspor mobil yang diproduksi TMMIN. Misalnya, Toyota Fortuner, sepanjang tahun 2017, Toyota sudah mengirimkan 14 ribu unit Toyota Fortuner ke Vietnam. Meski jumlahnya cukup besar, Warih mengatakan bahwa dampak kebijakan tersebut tidak mengkhawatirkan.
"Kerugian ekspor itu masih belum signifikan"
Di Tawamangu, Sabtu (27/1/2018), Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia ( TMMIN) Warih Andang Tjahyono mengatakan "Kerugian ekspor itu masih belum signifikan. Dari ekspor, kita masih 20 persen dari dalam negeri. Tetapi jika berlanjut terus akan berdampak."
Warih percaya bahwa selain Vietnam, ada pasar lain yang bisa menjadi peluang ekspor. Toyota saat ini tengah menjajaki pembukaan pasar di Amerika Selatan antara Argentina dan Maroko.
>>> Mungkin Anda tertarik, DAFTAR HARGA TOYOTA PADA TAHUN 2018
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 116, kendaraan yang memasuki Vietnam akan dikenai pemeriksaan emisi dan keselamatan, menjadi Vehicle Type Approval (VTA). Persyaratan ini wajib bagi setiap kendaraan yang dijual di Vietnam untuk memenuhi standar kualitas, keselamatan dan ramah lingkungan. Padahal sebelumnya, hanya pengiriman pertama bagi tiap model yang akan diuji.
